
Latar Belakang
Di balik penyelamatan Bilqis, balita asal Makassar yang ditemukan di komunitas adat Suku Anak Dalam (SAD) atau Orang Rimba di Kabupaten Merangin, Jambi, tersembunyi kisah heroik Nurul Anggraini Pratiwi. Sebagai satu-satunya perempuan dalam tim penyelamatan, Nurul tidak hanya mengarungi tantangan mediasi dengan Orang Rimba, tetapi juga menunjukkan dedikasi luar biasa sebagai pekerja sosial Ahli Pertama di Dinas Sosial Kabupaten Merangin.
Fakta Penting
Nurul, seorang aparatur sipil negara (ASN) berusia 31 tahun yang juga ibu rumah tangga, menjadi garda depan dalam misi penyelamatan Bilqis. Bersama tim kepolisian, ia berhasil bernegosiasi dengan masyarakat Orang Rimba, yang dikenal karena kehidupan adatnya yang terisolasi. “Bergabung dengan tim ini adalah panggilan jiwa bagi saya,” ujar Nurul, yang juga bercerita tentang upaya penyelamatan Bilqis dari korban aksi penculikan hingga ditemukan di Jambi.
Dampak
Penyelamatan Bilqis tidak hanya menunjukkan kerjasama lintas instansi, tetapi juga menggugah perhatian publik terhadap perlindungan anak dan penghormatan terhadap komunitas adat. Nurul, dengan kisahnya yang menginspirasi, menjadi contoh nyata bahwa perempuan bisa menjadi agen perubahan dalam situasi sulit.
Penutup
Cerita Nurul dan timnya adalah bukti bahwa solidaritas dan negosiasi bisa membuka jalan untuk solusi yang adil. Dengan penemuan Bilqis, Jambi tidak hanya menjadi tempat peristiwa, tetapi juga simbol harapan bagi korban penculikan di masa depan.












