
Latar Belakang
Pekan lalu, ketika retailer online fast-fashion asal Cina, Shein, membuka butik pertamanya di dalam department store BHV Marais, Paris, terjadi protes sekaligus kerumunan pembeli. Toko ini bukan hanya menarik perhatian karena berada di jantung kota Paris, melainkan juga karena menjadi simbol pergeseran industri fesyen global. Respons massa terhadap Shein adalah “cinta-dan-benci”, mirip dengan reaksi yang terjadi di berbagai belahan dunia.
Fakta Penting
Shein, yang kerap dikaitkan dengan platform online Temu, telah mendapat kritik keras atas praktik-praktik seperti barang palsu, pemasaran agresif, kondisi kerja yang buruk, dan produk tidak aman. Namun, platform ini juga disukai karena memberikan opsi belanja yang lebih banyak dan harga murah. Di Eropa, fenomena ini menjadi sorotan khusus, terutama di tengah resahnya otoritas terhadap dominasi fast fashion.
Dampak
Bukaan butik Shein di Paris menjadi titik perhatian karena menandakan penetrasi lebih jauh dari industri fast fashion ke pasar global. Meskipun mampu menarik perhatian konsumen, kontroversi yang melingkupi Shein menunjukkan bahwa industri ini tetap menjadi sumber polemik. Apakah Shein dan Temu akan mampu menavigasi tantangan sosial dan politik di Eropa? Hanya waktu yang akan memberikan jawaban.












